Menjadi Murid, Menjadi Guru & Lupakan Sejenak RPP (Catatan Kecil dari Ruang Belajar)

Menjadi Murid, Menjadi Guru & Lupakan Sejenak RPP
(Catatan Kecil Dari Ruang Belajar)



Menjadi Murid

Beberapa hari menjelang Ramadhan kemarin saya mengikuti sebuah pelatihan mewakili Kepala Sekolah selama beberapa hari di sebuah hotel berbintang empat dibilangan kota Bandung. Banyak pengetahuan yang didapat selama mengikuti kegiatan tersebut. Mendapatkan kesempatan terlibat dalam  sebuah seminar, pelatihan atau workshop adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan pekerjaan, menambah pengetahuan dan mengembangkan diri kita.

Tugas mengikuti sebuah seminar atau pelatihan dimata saya bukanlah tugas yang ringan. Kita punya tanggung jawab untuk memahami ilmu-ilmu yang didapat ditempat pelatihan untuk kemudian dilaporkan atau dibagikan (sharing), dipresentasikan dan diterapkan dalam pekerjaan di sekolah. Saya terkadang memaklumi ketika rekan-rekan saya seolah-olah menganggap kita orang yang paling tahu dalam soal-soal tertentu karena mungkin mereka melihat kita sosok yang sudah “terlatih”.

Rekan-rekan saya mungkin lupa bahwa mengikuti seminar atau pelatihan yang hanya beberapa hari tidak akan tiba-tiba menjadikan seseorang pintar, serba tahu atau ahli dalam bidang tertentu. Jangan kan cuma empat hari, kuliah 12 semester di jurusan sejarah saja saya masih tetap bodoh. Seperti yang sudah saya katakan tadi, pelatihan seminar, workshop atau apapun namanya dapat menjadi ajang untuk meningkatkan kompetensi. Namun jika para peserta pelatihan tidak memiliki motivasi, konsentrasi dan kontinuitas untuk mempelajari dan menerapkan hasil pelatihan maka kemungkinan besar apa yang didapat selama pelatihan tidak akan berdampak banyak untuk meningkatkan kompetensinya.

Keberhasilan mengikuti pelatihan tidak hanya ditentukan oleh factor internal yang ada dalam diri peserta pelatihan saja, tapi juga ada factor eksternal yang turut menentukan tercapainya tujuan pelatihan tersebut. Bagi anda yang memiliki motivasi tinggi atau passion yang besar dalam menuntut ilmu, mengikuti kegiatan pelatihan berhari-hari mungkin bukan masalah. Konsentrasi dan mata anda pasti selalu terjaga untuk tetap focus mengikuti ceramah yang berjam-jam.

Tapi bagi saya orang biasa dengan motivasi dan kemampuan yang standar, hal itu bukan persoalan yang mudah. Terkadang perjuangan untuk memahami materi yang disampaikan pembicara sama beratnya dengan perjuangan untuk menahan agar mata tidak tertidur. Berbagai upaya dilakukan ketika rasa ngantuk itu datang menghampiri; cuci muka, ngemil, minum, nyubit, nampar muka sendiri dan lain-lain yang sayangnya  upaya-upaya itu kadang tidak cukup berhasil. Sementara dibagian depan ruang seminar, sang pemateri tetap penuh semangat untuk melanjutkan presentasinya yang sangat penting itu hingga selesai waktunya. Sepertinya mereka abai dan tidak cukup cakap atau tidak cukup sensitive merespon secara positif kelompok audiens seperti saya ini.


Sepertinya tidak hanya saya seorang yang mengalami hal ini, cukup sering kita melihat diantara peserta pelatihan yang merasakan kebosanan, jenuh, ngantuk bahkan mungkin stress selama mengikuti kegiatan. Jadwal pelatihan yang padat, berhari-hari, pagi sampai sore (bahkan malam), tagihan tugas yang harus dikumpulkan mungkin menjadi salah satu penyebab kebosanan tersebut. Kondisi itu ditambah  lagi dengan para pemateri yang menyajikan materi atau presentasi dengan metode penyampaian yang kurang menarik, kurang interaktif, kurang atraktif, dll. Alhasil, biasanya tepat setelah makan siang, lihatlah teman-teman disekitar anda di tempat pelatihan apakah seperti gambar di bawah ini?


Menjadi Guru

Jika berkaca pada pengalaman kecil diatas, saya merasa lebih beruntung. Cobalah bayangkan murid-murid kita di sekolah. Mereka wajib mengikuti “pelatihan” dari gurunya setiap hari selama 8 jam sejak jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Selama 5 hari dalam seminggu dan sepanjang tahun!

Dan bayangkan pula psikologi murid kita jika dalam seminggu semua guru dari 15 mata pelajaran menyampaikan materi dalam proses KBM dengan metode yang monoton. Belum lagi setiap malam mereka harus menyelesaikan tugas-tugas beberapa mata pelajaran sekaligus untuk dikumpulkan esok hari. Ah, Betapa bahagianya kehidupan mereka...

Saya tidak sedang menggeneralisasi semua guru itu membosankan, juga tidak menganggap  semua murid  tidak bahagia dengan sekolah mereka. Saya malah bertanya pada diri sendiri; jangan-jangan saya termasuk kategori guru yang membosankan itu? yang hanya mampu membuat murid gembira jika saya berhalangan hadir di kelas mereka. Melihat video dibawah ini membuat saya iri dan bertanya kembali sudahkah saya menjadi pribadi yang baik, sebagai sebagai seorang guru yang inspiratif yang selalu dikenang anak didiknya bahkan sampai mereka tua nanti.




Saya percaya saat ini semua guru di Indonesia sedang bertransformasi kearah yang jauh lebih baik dalam banyak aspek. Banyak diantara rekan-rekan sejawat kita merupakan sosok-sosok yang inspiratif dan selalu dirindukan kehadiranya di depan kelas. Tidak sedikit  juga saya melihat guru-guru-guru yang memiliki ide-ide mengajar yang menarik, kreatif dan inovatif yang mampu membuat materi-materi pelajaran yang berat terasa menjadi ringan, bermakna serta menyenangkan untuk diikuti.

Bebicara tentang belajar yang menyenangkan (joyfull learning), saya ingin sedikit membahasnya. Istilah ini bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak. Joyfull learning adalah sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Belajar yang menyenangkan juga bukan berarti menciptakan suasana hura-hura dalam belajar dikelas namun kegembiraan disini berarti membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh serta tercipta makna, pemahaman (pengusahaan materi yang dipelajari) dan nilai-nilai yang membuat siswa merasa nyaman.

Easier said than done, lebih mudah bercakap daripada melakukanya, begitu kata orang Melayu. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan memang tidaklah semudah yang kita baca di buku metode mengajar atau seperti yang kita lihat di video-video mengajar di youtube. Tapi untuk menciptakan hal itu sebetulnya juga tidak susah-susah amat, dibutuhkan kemauan belajar, latihan dan aktif mencari ide-ide kreatif untuk dipraktikan di kelas.

Di era digital ini banyak sekali sumber-sumber belajar yang bisa kita pelajari bertebaran di internet. Kita bisa dengan mudah mengunduh bahan presentasi yang menarik, software, buku digital tentang creative teaching atau video-video di youtube yang bisa menginspirasi kita untuk mengajar dengan cara yang lebih baik. Disamping itu banyak juga komunitas-komunitas belajar atau grup di berbagai platform sosial media seperti whatsapp, telegram, facebook dll yang bisa menggantikan pertemuan tatap muka jika kita tidak punya kesempatan untuk mengikuti pelatihan, MGMP dan lain sebagainya.

Masalahnya sekali lagi ada pada motivasi atau kemauan dari kita untuk terus mau belajar. Jangan terlalu naif untuk mengatakan semua guru itu rajin belajar. Jangan pula malu untuk mengakui terkadang murid kita itu jauh lebih rajin dari pada kita gurunya sendiri.

Saya pernah menemukan murid saya kelas XI.IPS ketika istirahat jam kedua sedang serius membaca buku tebal karya Gubernur Raffles; History of Java! Ah, beruntung saat itu dia tidak mengajak saya berdiskusi tentang buku tersebut. Isabella Winarno namanya, dia diterima di Sastra Perancis Universitas Indonesia (semoga kamu sukses nak..). Dari dia saya menyadari sebetulnya banyak murid-murid yang tertarik mempelajari sejarah. Hanya mungkin saja apa yang saya lakukan di kelas mengubur minat mereka dengan cara mengajar saya yang kering, garing, miskin informasi dan inovasi.

Lupakan Sejenak RPP, Mari Bersenang-Senang Di Kelas


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, atau disingkat RPP adalah…. Saya tidak perlu melanjutkan, saya fikir sebagian besar guru tahu tentang seluk-beluk RPP itu apa. Jika masih ada yang belum faham dan malas untuk membuka dokumen-dokumen permendikbud silahkan buka Wikipedia. Intinya saya sepakat bahwa salah satu ciri guru yang baik adalah selalu membuat perencanaan dalam proses pembelajaranya agar lebih terarah, lebih sistematis dan agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam kompetensi dasar bisa tercapai dan terukur keberhasilanya.

Melihat pentingnya tujuan dan fungsi RPP, idealnya setiap guru memiliki kesadaran untuk membuat rencana pembelajaran dan melaksanakanya secara konsisten di kelas masing-masing dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tapi lihatlah kenyataanya, RPP hanya dilihat sekedar dokumen administratif untuk memenuhi tuntutan sekolah yang harus dikumpulkan menjelang tahun ajaran baru atau semester baru tiba. Setelah itu,  dokumen tersebut hanya  teronggok menumpuk dengan berkas-berkas lainya memenuhi meja kerja guru. Keberadaanya baru menjadi sangat penting ketika sekolah akan di-akreditasi atau guru akan di supervisi.

Saya tidak memiliki kapasitas intelektual yang cukup memadai untuk mengkritik format RPP yang sudah di design oleh para ahli pendidikan. Ibarat video-video review yang ada di Youtube, saya hanya user yang cuma mampu memberikan kesan terhadap RPP yang wajib kita buat itu. Jadi, kesan saya berdasarkan pengalaman empiris membuat dan menggunakan RPP, saya merasa RPP kita begitu kaku, baku, ribet, jelimet, boros kertas dan labil seperti anak ABG. Karena belum pula saya memahami RPP yang kemarin, hari ini ada permen baru lagi tentang perubahan RPP.

Padahal ada kondisi-kondisi tertentu di sekolah dan di kelas yang tidak bisa diakomodir oleh RPP. Mengambil contoh pengalaman kecil sehari-hari saja, jika anda seorang pejabat di sekolah dengan setumpuk tugas, kegiatan, rapat disana-sini meninggalkan sekolah atau terlambat datang ke kelas terkadang tidak bisa dihindari. Atau jika anda sudah membuat rencana menggunakan perangkat multimedia tiba-tiba perangkat tersebut rusak/tidak berfungsi. Bagaimana jika jadwal diskusi terpaksa diundur karena siswa anda belum mempersiapkan materinya. Atau tiba-tiba ada rapat mendadak yang mengharuskan anda hadir dan akhirnya terlambat datang ke kelas sampai setengah jam pelajaran. Dalam situasi seperti itu apakah rencana 2 x 45 menit yang sudah anda dituliskan dalam RPP anda akan bisa dilaksanakan??

Butuh kreativitas untuk menyiasati jika rencana kita tidak memungkinkan atau terkendala untuk diterapkan di kelas. Atau suatu ketika, karena suatu hal kita belum menyiapkan rencana pembelajaran dan bingung akan melakukan aktivitas belajar apa di kelas, maka lupakanlah RPP! ubah rencana anda, ajak anak-anak di kelas bersenang-senang. Ingat, bersenang-senang disini bukan berarti hura-hura tidak ada kegiatan pembelajaran atau tidak ada pembahasan materi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana menyenangkan di kelas adalah dengan bermain game.

Solusi.. solusi.. solusi…

Bermain game di kelas bukanlah hal yang asing dan pasti pernah dilakukan oleh setiap guru. Pemilihan game yang tepat, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa akan menciptakan suasana kelas yang penuh dengan semangat dan kegembiraan. Banyak penelitian menunjukan penggunaan game dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Model-model permainan di kelas bisa dengan mudah kita searching di google, mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih menggunakan media ICT. Guru tinggal memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan coba untuk menerapkanya di kelas. Semuanya bisa menjadi pilihan alternative untuk menciptakan pengalaman belajar yang berbebeda dari biasanya.

Saya pribadi lebih suka menggunakan model permainan TGT (Team Games Tournament) yang lebih “kekinian” dengan menggunakan sarana audio-visual atau ICT karena lebih memberikan pengalaman yang menarik yang membuat suasana permainan lebih seru seperti kuis-kuis di televisi. Model permainan Team Games Tournament  adalah salah satu tipe cooperative learning dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian memainkan games untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran (Saco, 2006)

Di artikel ini saya ingin berbagi model permainan TGT atau turnamen akademik dengan powerpoint sebagai medianya. Yang pertama Racing Games yaitu berupa game destinasi (balapan) dimana siswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan agar kelompok mereka menjadi yang pertama mencapai garis finish.  Yang kedua adalah The Big Wheel, letak keseruan games ini adalah upaya untuk meraih skor tertinggi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menjawab pertanyaan tapi juga keberuntungan!


Langkah-langkah untuk mempraktekan permainan ini sederhana, bagi kelompok dan  siapkan soal-soal dari materi yang sudah dibahas sebelumnya. Jika anda belum menyiapkan soal mintalah setiap kelompok untuk menuliskan soal-soal seputar materi yang telah dibahas yang nantinya akan digunakan sebagai pertanyaan untuk  untuk kelompok lain. Bukankah kemampuan siswa membuat pertanyaan juga akan menggambarkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran kita.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan yang sehat dan keterlibatan belajar. Pada saat permainan berlangsung guru juga bisa mengukur sampai sejauh mana materi yang telah disampaikan dikuasai siswa sekaligus memberikan penguatan (reinforcement) seputar materi tersebut.

Diantara sekian banyak manfaat bermain games dikelas, manfaat terbesar bagi saya adalah kebahagian melihat murid-murid bersemangat, tertawa gembira mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Bermain games juga menjadi salah satu solusi bagi saya ketika mengalami kebingungan akan melakukan aktivitas apa dikelas, juga menjadi “plan B” jika rencana belajar yang kita lakukan terkendala untuk dilaksanakan.

Tutorial games Racing Car dan the Big Wheel bisa teman-teman lihat di video dibawah. Dan untuk aplikasi powerpoint games tersebut bisa teman-teman unduh dengan mengklik link yang berada dibawah video tutorial tsb. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda dan semoga kita diberikan kesehatan serta semangat untuk selalu berikhtiar memberikan yang terbaik untuk murid-murid kita. Tabik.

Video Tutorial Powerpoint Game Racing Car


Download Powerpoint Racing Car disini


Video Tutorial Powerpoint Game The Big Wheel



Download Powerpoint Game The Big Wheel disini
Previous
Next Post »
Thanks for your comment