Relasi Musik Barat (Rock) dengan Materi Sejarah Peminatan
(oleh; Muhamad Ivan Nugraha & Syaifudin)
Siapa diantara kita yang tidak suka musik?
Mungkin ada, tapi saya yakin sedikit sekali jumlahnya. Musik dalam berbagai
bentuk dan genrenya adalah karya seni yang paling banyak digemari, bahkan dipersonifikasikan seperti manusia karena menjadikanya "teman" dalam berbagai
suasana. Musik telah menyebar & hadir dalam segala aspek kehidupan manusia,
ia memberi warna dan menjadikan kehidupan kita penuh musikalitas.
Lihat saja ada musik dimana-mana. Mulai dari puji-pujian di tempat ibadah, acara kenegaraan, event olahraga, di stasiun kereta, upacara sekolah, demonstrasi mahasiswa, dan tentunya saat kita senang atau sedih setiap orang punya "anthem-nya" masing-masing.
Lihat saja ada musik dimana-mana. Mulai dari puji-pujian di tempat ibadah, acara kenegaraan, event olahraga, di stasiun kereta, upacara sekolah, demonstrasi mahasiswa, dan tentunya saat kita senang atau sedih setiap orang punya "anthem-nya" masing-masing.
Musik sudah sejak lama menjadi medium
ekspresi manusia dalam merefleksikan berbagai perasaanya terhadap dunia dimana
ia hidup. Namun dalam perkembanganya saat ini sebagian besar orang kerap
melihat musik sebatas harmonisasi bunyi serta lirik yang indah untuk menghibur
dan menenangkan hati.
Tidak banyak yang menyadari bahwa musik dengan berbagai atribut didalamnya seperti irama, alat, lirik, style dan visualiasinya memiliki banyak fungsi, bahkan menjadi gambaran atas realitas serta kualitas kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, cobalah dengarkan lagu Iwan Fals yang berjudul "bongkar", didalamnya kita akan mendapatkan gambaran tentang kualitas kehidupan demokrasi di indonesia saat lagu ini dibuat (zaman orde baru).
Tidak banyak yang menyadari bahwa musik dengan berbagai atribut didalamnya seperti irama, alat, lirik, style dan visualiasinya memiliki banyak fungsi, bahkan menjadi gambaran atas realitas serta kualitas kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, cobalah dengarkan lagu Iwan Fals yang berjudul "bongkar", didalamnya kita akan mendapatkan gambaran tentang kualitas kehidupan demokrasi di indonesia saat lagu ini dibuat (zaman orde baru).
Dari sisi fungsionalnya, manusia zaman
pra-aksara dulu telah menggunakan musik untuk ritus sakral yang berhubungan dengan
dunia roh. Ketika kehidupan manusia berevolusi semakin kompleks musik pun berkembang mengikutinya, makna
atau fungsi musik berkembang semakin beragam.
Musik jadi simbol perlawanan seperti yang dilakukan anak-anak kulit hitam di Bronx New York yang melahirkan subkultur hip-hop. Dunia medis menggunakan musik untuk membantu penderita dementia (penurunan fungsi otak) sebagai terapi mengembalikan ingatan. Dan guru-guru di sekolah dasar sering menggunakan musik sebagai cara untuk mempermudah proses belajar mengajar dikelas.
Tentu masih banyak lagi manfaat atau fungsi musik untuk kehidupan manusia, namun pada intinya mendefinisikan seni musik sebatas alat hiburan belaka telah mereduksi makna musik yang sesungguhnya.
Musik jadi simbol perlawanan seperti yang dilakukan anak-anak kulit hitam di Bronx New York yang melahirkan subkultur hip-hop. Dunia medis menggunakan musik untuk membantu penderita dementia (penurunan fungsi otak) sebagai terapi mengembalikan ingatan. Dan guru-guru di sekolah dasar sering menggunakan musik sebagai cara untuk mempermudah proses belajar mengajar dikelas.
Tentu masih banyak lagi manfaat atau fungsi musik untuk kehidupan manusia, namun pada intinya mendefinisikan seni musik sebatas alat hiburan belaka telah mereduksi makna musik yang sesungguhnya.
Ilustrasi seni music dalam peradaban india kuno yang dianggap salah satu metode untuk mencapai pencerahan spiritual |
Lantas, apa hubungan antara musik dan sejarah? Jawabanya
banyak dan beragam bentuk hubunganya. Tulisan ini tidak akan membahas tentang
sejarah musik (referensi saya terbatas) dan tidak juga membahas tentang
bagaimana musik mempangaruhi terciptanya
sebuah peristiwa sejarah
(ini tentu perlu riset yang mendalam).
Tulisan ini hanya sebatas narasi yang bersifat personal tentang hubungan antara hobi saya mendengarkan musik dengan pengalaman mengajar dikelas peminatan sejarah yang belakangan saya sadari ternyata ada kaitanya, baik itu dalam lirik, tema lagu, video klip ataupun cover album dari band atau musisi tersebut.
Genre Rock (dengan berbagai
sub-genrenya) saya pilih karena memang jenis musik ini yang lebih sering saya
dengarkan. Alasan lainya adalah karena genre ini secara konsisten banyak mengangkat
tema-tema kritis tentang kehidupan sosial-budaya, pendidikan, politik bahkan sejarah
manusia. Tema
tersebut didokumentasikan dalam karya-karya para musisi yang inspirasinya bersumber dari
pengalaman empiris, pengalaman intelektual ataupun observasi terhadap
lingkungan sosial.
Para musisi mempresentasikan karyanya dengan beragam cara yang kreatif melalui video klip, cover album, irama ataupun dalam lirik-lirik yang mengggunakan gaya bahasa yang kaya dan variatif. Ada yang cenderung satire seperti Alice In Chains dalam lagunya yang berjudul “The Devil Put Dinosaurs Here” yang menyindir kaum kreasionis dalam perdebatan teori evolusi. Ada pula yang menggunakan gaya bahasa metafora seperti band Alternatif Rock dari Los Angeles Weezer yang menulis tentang kolonialisme Inggris di Amerika. Sementara itu Rage Againts The Machine band Hip-Metal dengan kecenderungan politik sayap kiri lebih suka menulis lirik secara aksplisit – agitatif dalam banyak lagunya yang kritis menyuarakan anti imperialism, ketidak adilan social, rasisme yang lirik-liriknya terasa masih aktual dengan kondisi saat ini
Para musisi mempresentasikan karyanya dengan beragam cara yang kreatif melalui video klip, cover album, irama ataupun dalam lirik-lirik yang mengggunakan gaya bahasa yang kaya dan variatif. Ada yang cenderung satire seperti Alice In Chains dalam lagunya yang berjudul “The Devil Put Dinosaurs Here” yang menyindir kaum kreasionis dalam perdebatan teori evolusi. Ada pula yang menggunakan gaya bahasa metafora seperti band Alternatif Rock dari Los Angeles Weezer yang menulis tentang kolonialisme Inggris di Amerika. Sementara itu Rage Againts The Machine band Hip-Metal dengan kecenderungan politik sayap kiri lebih suka menulis lirik secara aksplisit – agitatif dalam banyak lagunya yang kritis menyuarakan anti imperialism, ketidak adilan social, rasisme yang lirik-liriknya terasa masih aktual dengan kondisi saat ini
James Lull dalam bukunya Music and Communications (1989) mengatakan lirik lagu seringkali merefleksikan kesadaran atau pandangan umum
sebuah masyarakat terhadap suatu peristiwa. Musik juga berperan sebagai
indikator historis, ia dapat menjelaskan apa yang terjadi saat musik itu dibuat dan disebarkan.
Apa yang diungkapkan James Lull bisa kita temui kesesuaianya dalam karya milik Scorpion “Wind Of Change” Atau Rush dalam lagu Heresy. Dari kedua lagu tersebut kita bisa merasakan euforia masyarakat jerman ketika runtuhnya tembok Berlin yang menjadi momentum bersatunya Jerman Barat dan Timur. Ada juga karya yang lahir jauh setelah peristiwa sejarah terjadi, namun karya tersebut merefleksikan sebuah kesadaran terhadap peristiwa sejarah di masa lalu yang tidak ingin dilupakan, contohnya video klip dan lagu “One” milik Metallica yang bercerita tentang kelamnya Perang Dunia I. Atau lagu dari Band Rock 90an asal Surabaya Kalingga dalam lagunya yang berjudul Amukti Palapa yang bercerita tentang kejayaan Zaman Majapahit.
Apa yang diungkapkan James Lull bisa kita temui kesesuaianya dalam karya milik Scorpion “Wind Of Change” Atau Rush dalam lagu Heresy. Dari kedua lagu tersebut kita bisa merasakan euforia masyarakat jerman ketika runtuhnya tembok Berlin yang menjadi momentum bersatunya Jerman Barat dan Timur. Ada juga karya yang lahir jauh setelah peristiwa sejarah terjadi, namun karya tersebut merefleksikan sebuah kesadaran terhadap peristiwa sejarah di masa lalu yang tidak ingin dilupakan, contohnya video klip dan lagu “One” milik Metallica yang bercerita tentang kelamnya Perang Dunia I. Atau lagu dari Band Rock 90an asal Surabaya Kalingga dalam lagunya yang berjudul Amukti Palapa yang bercerita tentang kejayaan Zaman Majapahit.
Sebetulnya ada banyak peristiwa sejarah yang menginspirasi para musisi untuk melahirkan
berbagai karya mereka, mulai dari band lawas 80an seperti Iron Maiden (cover album ke lima
mereka Powerslave menampilkan
ikon peradaban Mesir Kuno) sampai yang agak
kekinian seperti Coldplay dalam
lagunya A
Rush of Blood to the Head yang menurut sang vokalis Chris
Martin terisnpirasi peristiwa serangan terorisme 11 September
2001.
Album ke-5 Iron Maiden : Powerslave yang menggambarkan Peradaban Mesir Kuno |
Salah satu aspek menarik materi sejarah peminatan adalah cakupan materinya yang lebih luas dibandingkan sejarah Indonesia. Tema-tema tentang evolusi manusia, peradaban kuno, Revolusi besar dunia sampai peristiwa kontemporer akan menjadi kajian menarik untuk siswa ketika disajikan secara kreatif. Dan tema-tema tersebut telah menjadi sumber inspirasi bagi para musisi rock untuk melahirkan karya-karya mereka yang monumental.
Namun demikian
sebagai guru, terlintas pertanyaan apakah musik khususnya rock bisa dijadikan media untuk membantu proses kreatif dalam pembelajaran dikelas? Mungkin, tapi
penulis sendiri tidak begitu yakin jika membaca survey yang dilakukan Tirto.id
yang menyebutkan kids zaman now lebih suka music Pop
dan menempatkan music Rock diurutan keempat dengan prosentasi peminat yang
cukup kecil (7,4%). Generasi yang kita temui setiap hari dikelas lebih familiar
dengan music-music pop dan EDM macam The Chainsmoker, Drake, Ed Sheeran dll. Sementara
music rock mungkin dimata mereka lebih cocok untuk orang-orang seusia saya, kids
zaman old.
Dibawah ini
akan saya tampilkan list dari delapan band rock yang lagu-lagunya bertemakan
sejarah berdasarkan beberapa Kompetensi
Dasar yang ada dalam materi sejarah peminatan baik di kelas X, XI dan XII.
Selamat menikmati… Salam Metal..
1. Serj Tankian – Harakiri
(Relevansi : materi Kelas XII KD. 3.2 yang membahas tentang dampak
IPTEK dan Globalisasi bagi kehidupan manusia.)
Saya menempatkan video ini di list pertama karena lirik dan videoklipnya memiliki pesan kuat untuk jadi bahan renungan kita semua umat manusia. FYI, Serj Tankian adalah vokalis band metal terkenal dari California System Of A Down yang semua anggotanya keturunan Armenia.
Video klip dibuka dengan kutipan terkenal penyair Amerika Ralph Waldo Emerson. Kemudian kita diperlihatkan visualisasi berbagai produk teknologi, gaya hidup modern, perang dll. Berbagai perilaku destruktif itulah yang baru belakangan disadari telah melahirkan berbagai kerusakan yang berdampak pada kehidupan manusia dan lingkungan alam saat ini. Perilaku destruktif itu pula yang diyakini akan jadi penyebab kepunahan ras manusia itu sendiri. Itulah sebenarnya pesan implisit kenapa lagu ini berjudul Harakiri (bunuh diri). Jika kita melihat keseluruhan visualisasi dalam videoklip tersebut kita akan faham kenapa Serj mengatakan dalam petikan liriknya yang kontemplatif: “..the future will view all history as a crime..”
(Relevansi : Materi Kelas XI KD
3.6 : Perang Dunia I & II dan pengaruhnya bagi kehidupan global)
The Christmast Truce adalah salah satu moment yang paling humanis ditengah horornya Perang Dunia I. Perang Parit yang menjadi ciri khas strategi Perang Dunia I menjadikan perang tersebut sebagai arena penuh kengerian yang luar biasa. Para prajurit hidup dalam parit-parit yang berlumpur dengan bau kakus dan bau busuk mayat dari rekan-rekanya yang terbunuh. Dengan persediaan makanan yang terbatas serta tubuh yang sangat rentan terinfeksi penyakit menular menyebabkan banyak diantara mereka mati sebelum bertempur.
Namun ditengah kengerian itu, tepat pada saat Natal 25 desember 1914 momen perdamaian untuk sesaat terjadi. No Man Land’s (area tak bertuan diantara kedua kubu) yang biasanya menjadi panggung berdarah pagi itu menjadi area perdamaian. Pasukan Jerman dan Inggris keluar dari parit untuk bersalam-salaman, saling mengucapkan Natal, berbagi hadiah seperti cokelat, rokok, bir, bahkan bermain bola bersama!
Untuk sesaat mereka merasakan hiburan lepas dari tekanan psikologis perang sebelum pimpinanya masing-masing memerintahkan mereka kembali agar kembali ke parit dengan penuh ancaman (termasuk kopral muda Jerman yang bernama Adolf Hitler)
Moment unik dan mengharukan itulah yang menjadi Inspirasi band asal Liverpool The Farm yang yang menggambarkan peristiwa itu dengan cukup lugas dalam lirik lagunya yang berjudul All Together Now.
Video
dibawah adalah visualisai yang cukup representative tentang peristiwa The
Cristmas Truce, meskipun sebenarnya video ini dibuat untuk tujuan komersil merk
cokelat terkenal.
The Farm – All Together Now
3. Kalingga – Amukti Palapa
(Relevansi : Materi Kelas XI KD 3.1 tentang Kerajaan Maritim zaman
Hindu – Buddha)
Lagu dan Video klip dari Band ini adalah sebuah artefak bagi sejarah music rock di Indonesia. Lagu Amukti Palapa adalah sebuah perpaduan yang ciamik yang menggabungkan Rock dengan nuansa etnik, dibalut lirik dalam bahasa sansekerta serta tema unik Sejarah Majapahit! Menyimak lagu ini kita akan menemukan sesuatu sesuatu yang jarang sekali dieksploitasi oleh para seniman musik, khususnya musik populer.
Cobalah cari, adakah grup musik di Indonesia yang menjadikan nama-nama Raja masa Hindu-Budha atau peristiwa sejarah masa tersebut sebagai tema utama dalam karya mereka? kita pasti akan kesulitan. Video klipnya pun dibuat dengan visualisasi menarik. Video yang disutradarai oleh Dimas Djayadiningrat ini menampilkan reog ponorogo disertai ilustrasi naskah Sumpah Palapa Gajah Mada dan siluet naskah-naskah kuno sejarah Indonesia masa klasik.
Simak saja lagunya dibawah
ini :
4. Iron Maiden – Quest For Fire
(Relavansi : Kelas X KD
3.9 yang membahas tentang manusia purba)
Walaupun dikritik karena dinilai a-historis menempatkan manusia purba sejaman dengan dinosaurus tapi lagu band heavy metal asal Inggris ini perlu diapresiasi. Siapa coba yang terfikir untuk membuat lagu tentang manusia purba yang mencari api?? Apalagi band-band di Indonesia yang lebih banyak menulis soal romantisme percintaan.
Iron Maiden termasuk Band yang sering mengangkat tema-tema sejarah. disamping lagu diatas mereka menulis "Run to The Hills The Number Of The Beast" tentang kedatangan orang-orang eropa ke benua baru Amerika, juga tentang proyek Bom Atom pada PD II dalam lagu yang berjudul "Brighter Than A Thousand Suns"
Sebagai tambahan info, beberapa personil band rock memiliki ketertarikan khusus terhadap manusia purba dan soal evolusi. Diantaranya ada Greg Graffin (vokalis band punk Bad Religion) yang juga merupakan Professor dibidang zoology dan ahli soal evolusi. Dunia sains bahkan pernah menghargai dedikasinya dengan menamai fosil burung purba yang yang ditemukan di Cina berdasarkan namanya “Qiliania graffini”. Selain itu gitaris dari Incubus – Mike Einzeiger juga mengambil subjek yang mirip dengan graffin dengan mendalami soal evolusi di salah satu kampus terbaik di dunia, Harvard!
(relevansi : Kelas XII KD 3.5
tentang peristiwa kontemporer dunia dan 3.6
tentang konflik-konflik di Asia tenggara, Timur Tengah, Eropa dll.)
Holiday in Cambodia adalah reaksi band Punk-Rock Dead kennedys yang berusaha menyuarakan kepada pemerintah Amerika (ditengah ketidak pedulian pemerintah Reagan serta ketidaktahuan rakyat Amerika) akan kehancuran akibat peristiwa genosida yang dilakukan oleh Rezim Pol-Pot.
Sedangkan lagu The Door dan Black Sabbath bercerita tentang penolakan rakyat Amerika terhadap perang Vietnam. Dalam lirik Unknown Soldier, The Door menggambarkan Perang Vietnam adalah “Perang Televisi” pertama dimana rakyat Amerika bahkan anak-anak bisa melihat langsung tragedy perang tersebut setiap pagi di televisi. Seakan-akan perang adalah sebuah peristiwa normal dalam kehidupan sehari-hari.
Dead Kennedys - Holiday in Cambodia
The Door – Unknown
Soldier
6. Scorpion – Wind of change / Rush – Heresy
(relevansi : Materi Kelas XII KD
3.3 tentang Perang Dingin dan dampaknya terhadap politik ekonomi global)
Lagu Wind Of Change begitu populer ketika saya SD, dibuka dengan siulan khasnya Klaus Meine lagu ini menjadi lagu nasional yang tidak resmi bagi rakyat Jerman yang menyambut dengan gegap gempita penyatuan Jerman. Baik lagu Scorpion ataupun Rush (heresy) keduanya bercerita tentang runtuhnya tembok Berlin dan Uni Sovyet sekaligus menandai datangnya era baru yang penuh harapan.
7.
Weezer – British Are Coming
Paul memacu kencang kudanya di tengah malam, dari pelabuhan Boston di kota Concord distrik New England, untuk memberitahu kedatangan pasukan Inggris. Aksinya itu telah membangkitkan semangat perlawanan terhadap kolonialisme Inggris
(Relevansi : Materi Kls.XI KD 3.4 tentang Revolusi Besar Dunia
khususnya Revolusi Amerika).
Lagu ini dibuat
sebagai bentuk penghormatan untuk salah satu pahlawan dalam perang kemerdekaan
Amerika Paul Revere. Dia dikenang bukan karena berjuang
dengan senjata, tetapi karena jasanya untuk memberitahu kedatangan pasukan
Inggris lewat kode tertentu. Kode tersebut adalah; "two if by sea, one if
by land".
Paul memacu kencang kudanya di tengah malam, dari pelabuhan Boston di kota Concord distrik New England, untuk memberitahu kedatangan pasukan Inggris. Aksinya itu telah membangkitkan semangat perlawanan terhadap kolonialisme Inggris
Menikmati
lagu ini akan terbayang bagaimana semangat patriotisme rakyat Amerika zaman
colonial dalam melawan penjajahan Inggris.
Lost and Found – Reformation Rock
(Relevansi : Materi Kelas XI KD
3.3 tentang peristiwa-peristiwa
penting di Eropa antara lain: Renaissance, Merkantilisme, Reformasi Gereja,
Aufklarung, Revolusi Industri.)
Simak saja lirik dan
videoklip-nya, ita akan diajak untuk mendengarkan sejarah perjuangan tokoh
reformasi gereja Martin Luther.
2 komentar
Click here for komentarConversionConversion EmoticonEmoticon